Gaharu Balitbang Potensial Dikembangkan

<div style="text-align: justify;">Hasil riset produksi gaharu dengan induksi jamur Fusarium solani dari kelompok peneliti mikrobiologi hutan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan Litbang, Kementerian Kehutanan, menjadi incaran pengusaha <b>Budidaya Gaharu</b> asal Malaysia, Kamboja, dan Vietnam. Temuan ini memperoleh hak paten tahun 2012 dari Kementerian Hukum dan HAM. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3nljBhrVr4or-fhgJMn1MxzfZRJt0GCHm0D9-zGsyAhOBcZU4WDcrjU455X-qVQLyMF2aWQQK8LLHmv5CXX-PMPp56LHJxI4Ww_yjeNP3OBXZBx_tuwmSuASh5ZvhVQg-iEDl6yRsdg/s1600/gaharu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3nljBhrVr4or-fhgJMn1MxzfZRJt0GCHm0D9-zGsyAhOBcZU4WDcrjU455X-qVQLyMF2aWQQK8LLHmv5CXX-PMPp56LHJxI4Ww_yjeNP3OBXZBx_tuwmSuASh5ZvhVQg-iEDl6yRsdg/s1600/gaharu.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tim peneliti Erdy Santoso dan Maman Turjaman menghasilkan teknologi mempercepat pembentukan gaharu. Erdy, pemimpin riset, dihubungi, Kamis (7/3), di Bogor, mengatakan, riset dimulai Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser) sejak 1984 dengan pencarian jenis <b>Mikroba Pembentuk Gaharu</b>. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat ini dikoleksi lebih dari 70 <b>Isolat Mikroba Penghasil Gaharu</b> dari sejumlah daerah di Indonesia. Ada 16 isolat yang dipastikan memiliki kemampuan membentuk gaharu secara konsisten. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Erdy menjelaskan, pohon yang diinduksi selama 3 tahun menghasilkan 4 kilogram gubal gaharu kualitas AB dan 8 kilogram kualitas kemedangan. Percobaan dilakukan terhadap pohon berumur 7 tahun. Dari hasil panen diperkirakan, nilai jual sebatang pohon yang diinduksi tidak kurang dari Rp 20 juta. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Inovasi Gaharu</b> itu mempunyai nilai komersial tinggi dan mendapat penghargaan dari Inovasi 102 yang diselenggarakan oleh Kementerian Ristek tahun 2011. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dihubungi di sela kunjungan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dalam rangka 100 tahun Badan Litbang Kehutanan, Kepala Puskonser Adi Susmianto mengatakan, Kemenhut membantu percepatan sosialisasi dan<b><i> <a href="http://huyant.blogspot.com/2013/04/gaharu-balitbang-potensial-dikembangkan.html" target="_blank">Pengembangan Gaharu di Indonesia</a></i></b>, baik dari segi budidaya maupun teknologi induksi. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tujuan akhir riset adalah memberdayakan masyarakat di sekitar hutan agar mampu membudidayakan pohon penghasil gaharu sehingga tingkat kesejahteraannya meningkat dan dapat menjaga kelestarian hutan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Adi, pihaknya bersama para <i>pembudidaya pohon gaharu</i> di sejumlah daerah telah menanam tidak kurang dari 10 juta pohon gaharu di seantero Indonesia. Penanaman dilakukan di lahan masyarakat serta lahan eks tambang emas dan batubara. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pohon gaharu perlu naungan. Hal ini sesuai diterapkan dalam bentuk tanaman campuran, seperti di bawah tegakan meranti, karet, kelapa sawit, mangium, sengon, kopi, dan cokelat. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sumber : indonesiacompanynews</div>

Gaharu Balitbang Potensial Dikembangkan

Hasil riset produksi gaharu dengan induksi jamur Fusarium solani dari kelompok peneliti mikrobiologi hutan pada Pusat Penelitian dan Pengemb...

Read more »